Arsip Tag: arrogance and stupidity

Cerita dari Kuliah yang (seringkali) Tidak Biasa

Semester ini saya lagi2 mengambil mata kuliah statistik, hanya saja di semester spring ini statistiknya lebih ke practical, yakni dalam quality control. Nah, seperti biasa dosen yang mengajar adalah dosen yang mengajar kuliah Engineering Statistic semester sebelumnya. Si dosen aka sebut saja namanya Prof. Li (memang nama sebenarnya) ini menurut saya “semacam” dosen ajaib, grad degree-nya semua di US (tipikal profesor di Taiwan), semua (CMIIW) mata kuliah yang dia ajar ya dalam bahasa Inggris-bahkan walopun isi kelasnya cuma anak lokal semua-, ngejelasin teori2 statistik yang njelimet dan susah dipahami dengan kata2 yang mudah dimengerti (dia selalu menekankan kata2 “use plain English”), kuliahnya ga mengawang2 karena beliau bener2 praktisi dalam bidangnya (sebelum meneruskan kuliah lanjut, beliau bekerja beberapa lama di perusahaan luar, so sebelum menjadi akademisi dia profesional loh), singkat kata, pinter banget lah.

Nah satu hal yang selalu menarik saat mengikuti kuliahnya adalah dia ga hanya mengajar sesuai dengan yang dituliskan buku, tapi menambahkan contoh2 yang dekat dengan hidup sehari2 untuk memahami suatu topik, bahkan tidak jarang sedikit membahas masalah politik ataupun sosial budaya yang sedang ngetrend. Gak jarang juga dia tahu berita ttg Indonesia, heyak >_<
Contoh lainnya, dia sering bilang, kalau melakukan riset dan kemudian menerapkan metode statistik, ada variabel yang kalian bisa atur dan memang di dalam penguasaan kalian, ada yang di luar kekuasaan kalian, itu diatur ama Tuhan. Biasanya ilmuwan bakal bilang itu faktor alam sih, well tp dia bilang Tuhan yang atur 🙂
Melanjutkan “cerita” nya dia lagi, sering banget si Prof ini bilang, kalau dalam hasil riset statistik kalian menemukan angka yang bagus (misal nilai R square = 1), silakan beli lottre, soalnya kamu sangat beruntung! *yang kemudian dia bilang, kemungkinannya antara 2, kamu memanipulasi data aka kamu bohong atau kamu Tuhan LOL

Itu cerita2 semester lalu, semester ini kembali lagi dengan cerita2 baru dari si Prof berwawasan luas ini.  Tadi siang gara2 kuliah beliau, saya baru tahu kalau ada quote mengenai si Union Jack (bendera UK) di abad 19 hingga awal abad 20 disebut The sun never sets on the British Empire. Kenapa disebut demikian? karena dulu saking besarnya cakupan Inggris Raya, selalu saja ada bagian cakupan wilayah negaranya yang lagi daylight (yah ada yang ampe beda GMT>+7 berarti :p ). Bagi saya yang memang suka sekali hal2 random seperti ini, kuliah menjadi menarik haha.. (oyeah, gimana kami bisa ngebahas tentang Union Jack? *berpikir keras*..)

Hal lain juga yang “nyangkut” di kepala saya waktu kuliah tadi (selain materi kuliahnya, tentu saja :p), yaitu kata2 si Prof tentang kesombongan dan kebodohan itu berteman baik. Artinya, dimana ada kesombongan disitu ada celah untuk melakukan tindakan bodoh. Ini sangkut pautnya dengan Deming’s Seven Deadly Diseases of Management (silakan gunakan mesin pencari untuk tau lebih lanjut mengenai hal ini ya). Singkat kata, kalau kamu menjadi sombong aka arogan, maka ga jauh2 lagi, kebodohan akan menghinggapi dan akhirnya kehancuran dengan sekejap meluluhlantakkan kepunyaan kamu.

Oleh karena dasarnya saya orang yang sekalinya merasa tertarik dengan suatu hal kemudian akan mengepo akan hal tsb sampai puas, saya mencari2 lah tentang si kebodohan dan kesombongan ini. Ada artikel yang menarik, bunyinya demikian :

Arrogance and stupidity are interesting characteristics. Like nitro and glycerin each by itself, kept separate is relatively harmless. The same is true of arrogance and stupidity. These characteristics in people can’t do much harm as long as they are kept separate. If someone is arrogant but has ability, people will put up with them and things can be accomplished. If they are stupid but humble people will help them and things can be accomplished. But if someone is both arrogant and stupid, when you combine that in a person in a position of power, it’s like mixing nitro and glycerin. Both elements become unstable and it explodes resulting in catastrophic damage.

source

Pas bacanya jadi ketawa2 sendiri tp jadi sekalian bercermin sih. Bener banget, kalau kamu sombong (ajah) atau bodoh (ajah) yo gak apa2 sih (apa2 tapi ga berbahaya banget lah). Tapi kalau keduanya dikombinasikan, (sudah) bodoh, sombong (lagi!) beugh, macam bisa ngebuat bom dan menimbulkan dampak yang luar biasa tentunja XD

Muihik, banyak juga yang bisa dipelajari ya dari kuliah, bukan cuma tentang ‘ilmu pasti’ aka sains, tapi pelajaran hidup juga. Semuanya bisa dikaitkan sama hidup sih menurut saya, as long as kamu punya waktu untuk belajar suatu hal bukan cuma di kulit2nya saja, bukan cuma supaya nilainya bagus, tapi bagaimana ilmu tersebut bisa diterapkan dan dikorelasikan dengan hidup sehari2.

Asoy lah ya perenungan saya malam ini. Amin. (de eu sombong wkwkw..)
Oh iya, mau sekalian menulis lirik lagu “Jasamu guru” -maafkan kerandoman tulisan ini LOL-

Kita jadi bisa menulis dan membaca karena siapa
Kita jadi tau beraneka bidang ilmu dari siapa
Kita jadi pintar dididik pak guru
Kita bisa pandai dibimbing bu guru
Gurulah pelita penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara

Perenungan malam saya juga akhirnya menyimpulkan bahwa jasa pendidik2 (guru2 dan dosen2) benar2 luar biasa. Tidak ada kata yang bisa diucapkan selain terima kasih 🙂 *and pay it forward!
Saya bersyukur punya teladan guru2 dan dosen2 yang membimbing saya menemukan apa yang saya sukai dan mengerjakannya serta mengerjakan apa yang juga saya (tidak terlalu) sukai menjadi sukai.

Sekian, 晚安!